BREAKING NEWS
Search

Bangun Kampung Nurdin Halid Pilih Pulkam


SPOTDESA - Nurdin Halid akhirnya memilih pulang kampung. Kalimat itu sangat singkat dan sederhana, namun syarat makna. Ketika NH memutuskan kembali mengabdi untuk membangun kampung halamannya, tidak sedikit yang harus ia korbankan. Baik lahir maupun batin. Dan, ini bukanlah sebuah keputusan yang lahir secara spontan. Tapi, lahir dari sebuah proses panjang dan perang batin yang dahsyat. Dan, NH berhasil memenangkan perang itu dengan satu kalimat singkat, “Ikhlas demi cintanya kepada kampung halamannya dan rakyat Sulsel.”

Keinginan NH kembali ke Sulsel, tak pernah terpikir lagi setelah ikut bertarung pada Pilgub Sulsel periode 2003-2008 yang digelar lewat Sidang Paripurna di DPRD Sulsel, 28 November 2002. Sejak itu, ia memilih berkiprah dan menapak karirnya di Jakarta. Berkat kecerdasan, pengalaman dan kerja kerasnya, tidak  berselang beberapa lama ia kemudian sukses memimpin organisasi, perusahaan, dan badan usaha berskala nasional. Diantaranya Ketua Umum PSSI, Ketua Umum KDI, Ketua Umum Inkud, Ketua Umum Dekopin, Dirut PT Goro Batara Sakti milik putera mantan Presiden Soeharto Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

Namun, di tengah sukses yang diraihnya, mantan Dirut Puskud Hasanuddin ini lalu diguncang badai tatkala dia berjuang menurunkan harga minyak goreng atas permintaan pemerintah dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum KDI. Dan, ketika berhasil menurunkan harga dan seharusnya jadi pahlawan, ia justru jadi korban kepentingan dan politik kelompok tertentu.



Ia akhirnya, harus masuk ke ‘pesantren’ negara selama dua tahun. Sekalipun menyakitkan, tapi mantan Manager PSM itu ikhlas menjalaninya. Sebab, ia yakin kalau itu adalah takdir-Nya dalam perjalanan hidupnya, sesuai filosofi yang dianutnya, ‘Pelaut Ulung Tak Lahir di Laut Yang Tenang.’ Ia yakin dengan keikhlasannya, Tuhan akan kembali membangkitkan dan memberinya kehidupan yang jauh lebih baik di masa mendatang.

Dan benar, setelah keluar dari ‘pesantren’,  ia pun kembali bangkit dan berjuang dari keterpurukan. Hasilnya, NH tidak hanya kembali berkiprah di level nasional, tapi juga terpilih dua periode jadi Vice President ICA Asia Facific hingga sekarang.

Belakangan, ketika karirnya semakin bersinar bak mutiara sebagai Ketua Harian DPP Golkar, ia tak pernah membayangkan, terlebih berpikir kembali, mengabdi di kampung halamannya. Tapi, saat mulai sibuk menjalankan tugasnya sebagai Ketua Harian DPP Golkar dan sukses melaksanakan tugas sebagai pelaksana tugas Ketua Golkar Sumatera Utara, tiba-tiba Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto memanggilnya. Ketika bertemu Novanto ia kaget karena spontan diberi amanah untuk jadi pelaksana tugas Ketua Golkar Sulsel menggantikan Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang sudah berakhir masa jabatannya.

Awalnya, NH sempat menolak dan minta agar Setnov menunjuk orang lain.

“Tapi, Pak Ketum tetap ngotot pada keputusannya menunjuk saya sebagai plt Ketua Golkar Sulsel. Sebagai kader yang taat azas dan loyal kepada partai dan pimpinan, saya akhirnya bersedia menerima amanah itu,” ungkap NH pada sebuah kesempatan.

Setelah resmi mengendalikan Golkar Sulsel, NH bergerak cepat. Tujuannya, melakukan konsolidasi organisasi agar Golkar Sulsel segera bangkit kembali. Hal ini dimulai dengan menggelar beberapa kali pertemuan dengan pengurus Golkar Sulsel. Termasuk menemui SYL untuk mappatabe.



Ini dilakukan sebagai putra Bugis yang tahu etika dan adat istiadat serta berterima kasih kepada Gubenur Sulsel  yang telah ikut membesarkan Golkar Sulsel selama ini. Lalu dilanjutkan dengan konsolidasi secara menyeluruh dengan menghadirkan semua pengurus Golkar Sulsel. Mulai dari DPD I, DPD II hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan/desa dengan menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Golkar Sulsel di Bone akhir Oktober 2016.

Selanjutnya ia menunjuk sejumlah Plt. Ketua DPD II Golkar di kabupaten/kota yang dilanjutkan dengan menggelar Musda yang memilih Ketua DPD II Golkar  yang telah berakhir masa jabatannya.  Kemudian, Nurdin mulai melantik Ketua DPD II terpilih di sejumlah daerah. Dan, saat melantik pengurus DPD II Golkar Wajo, NH tak menyangka kalau ia diberi amanah oleh 24 Ketua DPD II Golkar se-Sulsel lewat  ‘Deklarasi Wajo’  maju di Pilgub Sulsel 2018.

Mendapat dorongan dari 24 pengurus DPD II Golkar dan masyarakat maju di Pilgub Sulsel, ia tidak langsung menerima amanah itu. Tapi, terlebih dulu meminta restu keluarga besarnya. Dan, ia pun mendapat restu. Namun, restu keluarganya, ternyata tidak cukup baginya untuk mengambil keputusan menerima atau tidak amanah itu. Ia lalu mengunjungi pelosok semua kabupaten/kota di Sulsel.

“Saya telah menyusuri lorong-lorong perjuangan, lereng pengabdian dan sungai kehidupan di Sulsel. Di situ saya melihat ada keinginan dan harapan besar masyarakat Sulsel untuk berubah dan hidup lebih baik. Itulah yang mendorong saya untuk menerima amanah ini maju di Pilgub Sulsel 2018,” ucap Nurdin Halid setiap kali ditanya alasannya kembali ke Sulsel.

Kini Nurdin telah resmi menjadi calon Gubernur Sulsel dan sudah mengantongi rekomendasi dari DPP Partai Golkar sebagai calon tunggal. Sekarang, tinggal selangkah lagi, yakni menunggu keputusan DPP Partai Golkar untuk menentukan pendampingnya, maka NH sudah paripurna dalam menghadapi pesta Demokrasi pada 2018 mendatang.

Sekalipun demikian, NH sadar dalam mewujudkan niatnya membawa Sulsel menuju Sulsel Baru tidak mungkin berjuang sendiri. Ia butuh komitmen dan keikhlasan semua elemen solid mendukungnya. Mulai dari pengurus Golkar Sulsel, tim pemenangan, keluarga, handai taulan, dan simpatisannya. Kini rakyat Sulsel menaruh harapan besar dan menanti ‘Sang Nakhoda’ di dermaga ‘Cinta’ untuk ikut berlayar mengarungi samudera menuju Pulau Harapan ‘Sulsel Baru’ yang maju dan sejahtera.(*)

Sebuah goresan pena, Ahmad Nunung



nanomag

SPOTDESA.COM adalah website resmi Majalah SPOT DESA, yang konsen terhadap permasalahan di desa untuk mencerdaskan masyarakat desa. Media ini berpusat di wilayah Tana Luwu.


0 thoughts on “Bangun Kampung Nurdin Halid Pilih Pulkam